Translate

Wednesday, 28 March 2012

info sawit

Mencermati keluarnya GAPKI dari RSPO

Tanggal 29 September 2011 Gabungan Asosiasi Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan keluar dari keanggotaan RSPO. Berbagai kalangan dan pengamat menanggapi isu ini dari berbagai sudut pandang pro dan kontra. Pihak yang mendukung menyatakan bahwa keluarnya GAPKI dari RSPO merupakan langkah yang tepat mengingat Indonesia yang notabene adalah produsen Sawit terbesar di dunia justru memiliki posisi tawar yang lemah di RSPO, hal ini dipahami oleh kalangan pro bahwa selama ini forum RSPO tidak banyak memberikan manfaat untuk anggotanya. Keluarnya GAPKI dari RSPO juga dipandang bahwa pada dasarnya keanggotaan RSPO lebih banyak didominasi oleh Negara-negara konsumen dan industri. Pendapat lain dari kalangan pro menyatakan bahwa Indonesia sendiri sudah memiliki standar kelapa sawit yang berkelanjutan yakni ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), sehingga keluarnya GAPKI dari ISPO diharapkan dapat mengembangkan ISPO terutama dalam mendapatkan pengakuan dunia. Sedangkan pihak yang ‘menyayangkan’ GAPKI berusaha menanggapi keluarnya GAPKI dari forum tersebut secara objektif melihat dari sudut pandang peraturan keanggotaan RSPO.

Pertanyaannya sekarang adalah apakah ISPO yang dianggap sebagai standar kelestarian kelapa sawit di Indonesia mampu mengembangkan diri menjadi lembaga sertifikasi yang diakui dunia? Dengan umur yang masih sangat muda, hal ini menjadi tanda Tanya besar bagi kalangan industry kelapa sawit Indonesia maupun luar negeri. Pun ISPO bersifat ‘mandatori’ namun bagaimana menarik pasar luar negeri terutama negara-negara Eropa tidaklah cukup hanya dengan rerulasi pemerintah. GAPKI dan seluruh anggota ISPO harus bekerja secara professional dan fokus terhadap nilai-nilai kelestarian yang tertuang dalam ISPO, kepentingan politik harus dikesampingkan terlebih dahulu, karena percaya atau tidak ‘pasar’ sudah semakin memahami arti dari ‘sustainability’.

Dalam konteks kelembagaan kehadiran ISPO juga harus dipandang sebagai daya tarik tersendiri dalam menciptakan keberlanjutan kelapa sawit, keberadaan RSPO dan ISPO hendaknya dijadikan acuan bagi pelaku industry kelapa sawit sebagai kerangka dasar dalam melaksanakan system manajemen persawitan secara berkelanjutan. go sawit indonesia

bisnis

Bisnis Sewa Jet Pribadi RI Kalahkan AS

Indonesia dianggap turut memimpin pasar penyewaan pesawat jet pribadi

Jum'at, 17 Februari 2012, 05:25 WIB
Syahid Latif
VIVAnews - Booming sektor bisnis di tanah air ternyata telah menumbuhkan industri penyewaan pesawat jet pribadi. Bahkan rata-rata jam terbang di Indonesia dua kali lebih besar dibandingkan penyewaan pesawat pribadi di Amerika Serikat (AS).
"Pesawat pribadi di AS rata-rata terbang 30-50 jam per bulan. Kami rata-rata 75 jam per bulan, diatas rata-rata industri," ujar CEO Enggang Air Service, donnie Armand seperti dikutip VIVAnews dari CNBC, Kamis, 16 Februari 2012.
Dengan pertumbuhan yang signifikan tersebut, tak heran banyak produsen pesawat jet internasional yang menganggap pasar Asia Tenggara sebagai target terbaru mereka. Selain Asia Tenggara, produsen pesawat juga mengincar pasar India dan China.
Regional Sales Director Southeast Asia dari Hawker Beechcraft, Pasha Saleh, memperkirakan Indonesia merupakan pasar paling kuat di kawasan Asia Tenggara. "Ini sudah berlangsung lebih dari 24 bulan lalu dan akan berlanjut pada 2012. Saya pikir Indonesia akan terus memimpin di kawasan ini," katanya.
Vice President for Marketing and Sales Asia Pasifik dari Embraer, produsen pesawat Brasil, Jose Costas, mengatakan seiring bertambahnya kekayaan Indonesia, topografi dari negara ini merupakn faktor berkembangnya bisnis pesawat jet pribadi.
"Dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di 3.000 mile, perusahaan membutuhkan transportasi untuk mengantar pegawai dari kantor pusat ke lokasi tambang," Costac menyontohkan.
Untuk saat ini, eksekutif dari perusahaan pertambangan, minyak dan gas, serta pertanian merupakan pengguna terbanyak pesawat jet pribadi.
"Permintaannya sangat besar dan sampai kini maskapai penerbangan domestik tak bisa menjangkau daerah terpencil," kata Costas.
Embraer, yang merupakan produsen pesawat terbesar keempat dunia, telah menjual sedikitnya 8 pesawat eksekutif dengan harga berkisar US$9,5 juta hingga US$54 juta.
Asia, secara keseluruhan, masih memiliki pangsa pasar pesawat jet pribadi yang sangat kecil dibandingkan belahan bumi yang lain. Namun, kawasna ini memiliki 16 persen dari total pesanan pesawat dalam 10 tahun mendatang. (ren)

informasi sawit

Kelapa sawit

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, cari
Kelapa Sawit
Elaeis guineensis fruits on tree.jpg
Pengelasan saintifik
Alam: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Order: Arecales
Keluarga: Arecaceae
Genus: Elaeis
Spesies: E. guineensis
Nama binomial
Elaeis guineensis
Kelapa sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Kelapa sawit afrika, Elaeis guineensis,  berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia, manakala kelapa sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Ia adalah tanaman utama di Malaysia pada masakini. Terdapat seluas 4,691,160 hektar tanaman kelapa sawit di Malaysia pada tahun 2009 berbanding cuma 642,00 hektar direkodkan pada tahun 1975. Pada masa ini Negeri Sabah merupakan kawasan utama tanaman sawit di Malaysia (1.362 juta ha atau 29.7%) diikuti dengan Sarawak (0.840 juta hektar atau 16.6% ) dan Johor (0.712 juta hektar atau 15.32%). Negeri paling kecil mempunyai tanaman kelapa sawit adalah di Pulau Pinang iaitu cuma 14,000 hektar sahaja. Daripada jumlah keluasan tersebut seluas 2.807 juta hektar kelapa sawit ditanam oleh pihak estet swasta (59.8%) sementara 20.2% dimajukan oleh Skim Kerajaan (FELDA - 675,167 ha, RISDA- 80,262 dan FELCRA- 160,832) , 321,947 hektar (7,1%) oleh Skim Kerajaan Negeri dan bakinya seluas 540,194 hektar (12.98%) oleh pekebun kecil.

Isi kandungan

 [sorokkan

Sejarah perkembangan industri sawit

Ia bermula dengan Ca'da Mosto memperkenalkan kelapa sawit pada tahun 1435-1460. Terdapat cubaan untuk menanam kelapa sawit di India dan Kepulauan Maurutius pada tahun 1836. Pada tahun 1870 benih Deli Dura dibawa ke Asia Tenggara dan ditanam di Taman Botani Singapura. Pada tahun 1890 minyak kelapa sawit mula digunakan untuk membuat margarine. Lord Leverholme memperkenalkan milling dan pemprosesan minyak kelapa sawit. Tahun berikutnya kilang pemprosesan minyak kelapa sawit dibina di Belgium, Congo.
Pada tahun 1848 orang Belanda membawa kelapa sawit ke Indonesia yang kemudiannya ke Singapura dan Tanah Melayu. Kelapa sawit datang ke Tanah Melayu melalui Taman Botani Singapura sebagai tanaman hiasan. M. A. Hallet menanam pokok kelapa sawit Deli untuk pengeluaran komersial di Sumatera. Kemudian M. H. Fauconnier menanam pokok kelapa sawit Deli di Rantau Panjang, Selangor. Pada tahun 1917 bermulalah penanaman kelapa sawit secara komersial di Estet Tannamaran, Kuala Selangor. Seterusnya di Estet Elmina, Kuala Selangor.
Industri sawit Malaysia dan Indonesia bermula apabila empat anak benih dari Afrika ditanam di Taman Botani Bogor, Indonesia pada tahun 1848. Benihnya dari Bogor ini kemudiannya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hiasan di Deli, Sumatera pada dekad 1870-an dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor pada tahun 1911-1912.
Di Taman Botani Bogor terdapat pohon kelapa sawit yang tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. Taman botani ini yang seluas 87 hektar dibina pada tahun 1817, dan merupakan usaha Prof. Dr. Reinwadt, ahli botani Belanda. Terdapat 20,000 tanaman di sini yang tergolong dalam 6,000 spesies.
Industri sawit Malaysia bermula pada tahun 1917 apabila Ladang Tenmaran di Kuala Selangor ditanam dengan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Apabila pewarisan bentuk buah difahami, penanaman komersil beralih daripada bahan dura kepada kacukan dura x pisifera (D x P). Kacukan D x P menghasilkan buah tenera. Penanaman ladang yang menggunakan bahan D x P berlaku secara mendadak pada awal dekad 1960-an apabila Felda membuka tanah rancangan secara besar-besaran.

[sunting] Ciri-ciri botani

Lukisan botani kelapa sawit.
Pokok yang matang mempunyai satu batang pokok yang tunggal dan tumbuh sehingga 20 meter tingginya. Daunnya merupakan daun majmuk yang anak-anak daunnya tersusun lurus pada kedua-dua belah tulang daun utama seolah-olah bulu dan mencapai 3 hingga 5 meter panjangnya. Pokok yang muda menghasilkan lebih kurang 30 daun setiap tahun, dengan pokok yang matang yang melebihi 10 tahun menghasilkan lebih kurang 20 daun. [Bunga]]nya berbentuk rumpun yang padat. Setiap bunganya kecil sahaja, dengan tiga sepal dan tiga kelopak. Buahnya memakan 5 hingga 6 bulan untuk masak dari masa pendebungaan. Ia terdiri daripada lapisan luar yang berisi dan berminyak (perikarp), dengan biji tunggal (isirung) yang juga kaya dengan minyak. Berbanding dengan saudaranya, kelapa, kelapa sawit tidak menghasilkan tunas susur. Pembiakannya adalah melalui penyemaian biji-biji.
Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandungi minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Kelapa sawit yang berkembang biak dengan biji, tumbuh di daerah tropika, pada ketinggian 0 - 500 meter di atas aras laut. Kelapa sawit menyukai tanah yang subur dan tempat terbuka, dengan kelembapan tinggi. Kelembapan tinggi itu antara lain ditentukan oleh adanya curah hujan yang tinggi, sekitar 2,000-2,500 mm setahun.
Bilangan pelepah yang dihasilkan meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika berumur tiga hingga empat tahun dan kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25 pelepah. Pelepah sawit meliputi lai daun, dengan setiap satunya mengandungi lamina, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah.
Setiap pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang lai daun. Lai daun berukuran 55 sentimeter hingga 65 sentimeter dan menguncup, dengan lebarnya antara 2.5 sentimeter hingga 4 sentimeter. Ada dua jenis bentuk kedudukan lai daun dalam Elaeis oleifera. Pelepah sawit tersusun dalam bentuk pusaran, dengan setiap lapan pelepah membentuk satu pusaran.
Stomata atau rongga terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis wujud pada permukaan lai daun. Pelepah matang mempunyai duri, dan berukuran hingga 7.5 sentimeter, dengan petiol lebih kurang satu perempat daripada panjang pelepah.
Ladang kelapa sawit di Malaysia.
Sawit boleh diklasifikasikan kepada tiga jenis bentuk buah berdasarkan ketebalan tempurung, iaitu dura (tempurung tebal), tenera (tempurung nipis) dan pisifera (tiada tempurung).
Buah tenera menghasilkan minyak yang lebih banyak berbanding buah dura kerana perbezaan ketebalan tempurung. Pisifera adalah buah betina mandul, iaitu bunga betina yang sepatutnya berkembang untuk menjadi buah dan tandan akan gugur sebelum matang. Keadaan ini menyebabkan pisifera tidak mengeluarkan tandan, sebaliknya banyak mengeluarkan bunga jantan. Namun, ada juga segelintir pisifera yang subur.
Program pembiakan di Malaysia dan Indonesia sejak dekad 1920-an terhadap baka dari Deli untuk tujuan komersil telah menjadikannya seragam dan bermutu tinggi. Bahan ini kemudiannya dikenali sebagai dura Deli.

[sunting] Pembiakan benih sawit

Program pembiakan dan pemilihan baka sawit di Malaysia dimulakan oleh :
Program pembiakbakaan sawit adalah berdasarkan kepada objektif-objektif yang berikut:
  • Meningkatkan hasil minyak
  • Meningkatkan kualiti minyak
  • Mengurangkan kadar ketinggian pokok
  • Tahan kepada perosak dan penyakit.
Induk untuk pengeluaran biji benih D x P dipilih berdasarkan hasil tandan dan komponen kualiti tandan dari pokok yang diketahui salasilahnya. Data ukuran vegetatif sering diambil kira ketika pemilihan. Rekod hasil dikumpul bagi tempoh tidak kurang empat tahun berturut-turut. Komponen kualiti tandan seperti peratusan perahan minyak dan hasil isirung ditentukan melalui kaedah 'analisis tandan', dengan 3 - 5 tandan dianalisis bagi setiap pokok. Semua data yang dikumpul berdasarkan pokok individu.
Pemilihan Berulang Salingan (RRS) diamalkan untuk memilih induk, dengan dura dan pisifera dipilih secara berasingan, dan kemudian dikacukkan. Ujian progeni dijalankan untuk menilai keupayaan bergabung induk-induk berkenaan. Misalnya, pisifera AVROS bergabung baik dengan dura Deli untuk menghasilkan buah tandan segar (FFB) yang banyak dan perahan minyak yang tinggi .
Pengeluaran biji benih D x P berpandukan kepada Piawai Malaysia MS157:1997, iaitu Biji Benih Kelapa Sawit Untuk Penanaman Komersil. Hanya D x P bermutu dikeluarkan dan dipasarkan kepada pengguna. Kawalan mutu yang tinggi dipastikan agar tidak berlaku pencemaran ketika mengumpulkan debunga pisifera dan pendebungaannya terkawal pada induk penanti dura.
Pada tahun 2003, dianggarkan 58 juta benih D x P dikeluarkan di Malaysia. Jumlah keluaran pada tahun tersebut meningkat selepas pengurangan permintaan antara tahun-tahun 2000 hingga 2002. Peningkatan ini disebabkan oleh aktiviti penanaman semula.
Industri makanan berasaskan minyak sawit di Malaysia telah mengalami perkembangan pesat sejak tiga dekad yang lalu. Kawasan tanaman sawit meningkat daripada anggaran satu juta hektar dalam tahun 1980 kepada dua juta hektar dalam tahun 1990, dan hari ini ia berada pada keluasan 3.8 juta hektar, bersamaan dengan lebih 500 juta pokok sawit.
Dari segi penghasilan minyak sawit mentah (CPO), pengeluaran dicatat pada 13.35 juta tan dalam tahun 2003 daripada sejumlah 370 kilang buah sawit di seluruh negara.
Industri ini juga turut terbabit secara meluas dalam aktiviti hiliran, daripada penapisan sehingga kepada penghasilan minyak masak dan oleokimia.
Malaysia mempunyai jumlah penduduk yang agak kecil seramai 24 juta orang dan dengan itu, penggunaan minyak sawit secara tempatan adalah agak terhad.
Oleh kerana itu, lebih 90 peratus pengeluaran minyak makan tahunan telah dieksport, menjadikan hasil sawit punca pendapatan tukaran wang asing yang penting untuk negara ini, serta tonggak ekonomi negara.
Nilai eksport minyak sawit pada tahun 2003 berjumlah RM 26.15 bilion ketika harga purata minyak sawit mentah berada pada paras RM 1,544 satu tan. Hari ini, Malaysia menyumbang anggaran 50 peratus daripada pengeluaran minyak sawit dunia dan anggaran 60 peratus daripada jumlah dagangannya.
Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahawa sejumlah besar keluasan kawasan tanaman minyak sawit yang telah dikatakan ditanam di dalam kawasan hutan tropika, sebenarnya ditanam di kawasan hutan pembalakan, atau ditanam semula di dalam kawasan yang sebelum itu ditanam dengan tanaman lain.
Contohnya, daripada tahun 1990 hingga 2000, ketika kawasan tanaman kelapa sawit di Malaysia meningkat sebanyak 1.4 juta hektar, kegiatan menanam getah, koko dan kelapa masing-masing menurun sebanyak 0.4, 0.3 dan 0.2 juta hektar.
Sejumlah besar keluasan kawasan tanaman ini ditanam semula dengan kelapa sawit kerana ia tanaman yang lebih menguntungkan.
Nilai pelaburan terkini dalam industri minyak sawit Malaysia dianggarkan sekitar RM62 bilion dengan sejumlah besar pembiayaan ini diperoleh dalam negeri.
Peningkatan secara meluas penanaman sawit ini membawa pembangunan yang amat diperlukan di kawasan luar bandar, dan telah menjadi tulang belakang ekonomi luar bandar.
Seramai 290,000 pekebun kecil di skim tanah kerajaan serta pekebun kecil persendirian, bergantung sepenuhnya kepada tanaman ini untuk kehidupan harian mereka.
Hasil pendapatan daripada sawit membawa kesan penting dalam mengekalkan kestabilan sosioekonomi golongan ini. Tambahan pula, seramai 180,000 lagi pekerja di ladang sawit dengan jumlah pendapatan dan kebajikan mereka yang lain, adalah penyumbang besar kepada kestabilan politik dan sosio-ekonomi terutamanya ketika krisis kewangan Asia sekitar tahun 1997-1998.

[sunting] Potensi minyak sawit

Program penyelidikan berjaya meningkatkan hasil minyak sawit berlipat kali ganda, berbanding hasil daripada pokok liar di Afrika. Sungguhpun wujud progeni dan pokok individu dengan hasil minyak melebihi 12 tan sehektar setahun, namun masih wujud ruang yang luas untuk mencapai potensi hasil maksimum sebanyak 18.2 tan sehektar setahun.
Hasil tandan dan perahan minyak dura Deli serta kacukan dengan pisifera, terutama dengan baka AVROS, adalah unggul dan digunakan untuk menghasilkan bahan tanaman di seluruh dunia. Sungguhpun hasil buah tandan segar (FFB) daripada bahan D x P tidak meningkat dengan ketara berbanding bahan dura, namun hasil minyak telah dimajukan daripada 3.7 tan sehektar setahun (dura) kepada 6.3 tan sehektar setahun (D x P).
Kelapa sawit adalah salah satu komoditi pertanian utama bagi negara Malaysia yang perkembangannya demikian pesat. Selain pengeluaran minyak kelapa sawit yang tinggi, hasil sampingan juga tinggi.
Secara umum, hasil dari industri kelapa sawit terdiri daripada tiga jenis, iaitu minyak cair, padat dan gas. Minyak kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (pensterilan), proses pembersihan, dan buangan dari hidrosiklon.
Pada umumnya, minyak industri kelapa sawit mengandungi bahan organik yang tinggi sehingga berpotensi mencemari air tanah, dan sungai serta laut. Minyak likat kelapa sawit dibahagikan kepada dua jenis, iaitu:
  • Likat yang berasal daripada proses pengolahan: Limbah padat ini berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit, cangkang atau tempurung, serabut atau serat, enap cemar atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya serangga dan lalat dan berpotensi menghasilkan bahan larut lesap.
  • Likat yang berasal daripada pengolahan minyak cair: Limbah padat ini berupa lumpur aktif yang terbawa oleh hasil pengolahan air limbah.
Kesimpulan daripada penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Ditinjau dari segi kematangan kompos (seperti nisbah C/N, profil suhu, penyusutan isi padu dan penampilan fizikal kompos), kecepatan proses pengkomposan TKKS dengan penambahan dan tanpa penambahan pengaktif (OrgaDec, Biostar dan EM4) adalah lebih kurang sama tempohnya, iaitu sekitar 13 minggu.
  2. Keperluan air untuk proses pengkomposan TKKS berkisar antara 1.7 - 2.3 m³.
  3. Kandungan unsur hara kompos sekitar 0.4 % N, 0.029 - 0.05 % P2O5, dan 0.15 - 0.2 % K2O.

[sunting] Penyakit

Penyakit berkaitan kelapa sawit dikaitkan dengan serangga perosak daun sawit seperti ulat bungkus dan beluncas.

[sunting] Serangga perosak

Ulat bungkus ataupun beluncas yang banyak akan memakan daun sawit dengan begitu hebat sekali, sehingga menyebabkan daun tinggal bahagian lidinya saja.
Pokok sawit akan kehilangan permukaan daun untuk melakukan proses fotosintesis bagi tujuan menghasilkan buah. Hasil akan merosot sebanyak 40 peratus bagi tempoh 2 tahun berikutnya.
Biasanya keluasan tanaman sawit yang diserang adalah agak luas dan kadangkala membabitkan beberapa buah ladang yang berhampiran atau bersebelahan.
Bilangan ulat bungkus yang melebihi 10 ekor larva hidup dan memakan daun bagi setiap pelepah sudah dianggap melebihi ‘paras ambang’ dan perlu dikawal dengan menggunakan racun serangga. Cuaca panas yang berpanjangan menyebabkan peringkat serangga berkembang lebih cepat daripada biasa. Ini akan menyebabkan serangga perosak ini mencapai peringkat dewasa dengan lebih cepat dan akhirnya mengawan, bertelur dan seterusnya meningkatkan populasinya.
Ulat bungkus ataupun beluncas mempunyai musuh semula jadi tertentu seperti serangga parasitoid atau pemangsa. Musuh semula jadi seperti inilah yang sentiasa mengawal populasinya di bawah paras ambang. Sekiranya populasi musuh semula jadi adalah amat rendah, keupayaan perosak untuk meningkatkan bilangannya amat tinggi.
Serangga parasitoid adalah jenis penyengat halus, yang hidup dengan cara bertelur di dalam badan serangga perosak tadi. Larvanya akan memakan tisu dalaman badan perosak tadi dan akhirnya membunuh perosak berkenaan. Serangga pemangsa pula adalah serangga lain yang bertindak dengan cara memakan atau menghisap cairan tubuh serangga perosak tersebut, sekali gus akan membunuhnya. Selain serangga, musuh semula jadi lain membabitkan daripada jenis mikrob seperti kulat, bakteria ataupun virus. Kewujudan mikrob ini juga bergantung kepada faktor cuaca. Biasanya mikrob akan lebih cepat merebak dalam keadaan cuaca yang lembap.
Serangga parasitoid dan pemangsa memerlukan tempat perlindungan dan sumber makanan. Serangga parasitoid memerlukan nektar ataupun madu untuk melanjutkan tempoh hidupnya.
Di dalam persekitaran ladang sawit, wujud pelbagai jenis tanaman bermanfaat yang mengeluarkan nektar sepert Cassia cobanensis, Euphorbia hetrophylla dan Antigonon leptopus.
Penggunaan racun hanya dilakukan bila perlu saja. Pastikan ia pergi tepat ke sasaran (daun sawit) dan bukan ke kawasan persekitaran di mana terdapat kebanyakan musuh semula jadi. Perbuatan ini akan menurunkan bilangan musuh semula jadi dan sekali gus meningkatkan risiko berlakunya serangan merebak

[sunting] Penanaman

Kelapa sawit boleh hidup di kawasan beriklim tropika dan sub-tropika. Ia boleh hidup dengan pelbagai jenis tanah dari tanah gambut sehinggalah tanah mineral dengan pH diantara 4-7.5. Kelapa sawit selalunya dibeli dari nurseri kerana ingin menjamin kualiti anak pokok semasa penanaman. Untuk 3 tahun pertama penanaman, air adalah penting bagi pokok kelapa sawit. Keperluan baja bagi kelapa sawit ialah 120 kg N, 100 kg P2O5, 300 kg K2O dan 50 kg MgO per ha/tahun.[1]

[sunting] Teknologi baru

Dari segi produktiviti, industri sawit masih tidak menunjukkan peningkatan yang diharapkan. Tahun 2003, purata penghasilan minyak hanya 3.75 tan/hektar/tahun.
Pengeluaran Buah Tandan Segar (BTS) dan Kadar Perahan Minyak (KPM) di tahap masing-masing 18.99 tan/hektar/tahun dan 19.75 peratus juga masih jauh rendah dari sasaran 35 tan/hektar/tahun dan 25 peratus.
MPOB berjaya membangunkan satu proses pensterilan tandan sawit secara berterusan di kilang. MPOB TOT 148 (2002): Continuous Sterilization of Oil Palm Fresh Fruit Bunches, by Sivasothy Kandiah, Rohaya Mohamad Halim, Yusof Basiron, Zulkifli Abd Rahman, and Ma Ah Ngan. Proses pensterilan tandan sawit secara berterusan yang dibangunkan MPOB berpotensi berdaya maju pada skala komersil.
Antara kebaikan proses ini :
  1. Tidak memerlukan gerabak sterilizer, trak rel, kren di atas, tippers, pengangkut pindahan dan traktor
  2. Memberi peluang untuk keseluruhan proses di kilang sawit dibuat secara berterusan, boleh diautomatikkan dan mengurangkan penggunaan buruh.
  3. Permintaan wap untuk proses pensterilan akan berada pada tahap yang tetap, mengurangkan ketidakstabilan tekanan wap, voltan dan frekuensi elektrik.
  4. Ketidakstabilan berkenaan biasanya menyebabkan masalah menjurus kepada kehilangan produk yang tinggi, kualiti produk rendah dan pengurangan keseluruhan.
  5. Mengurangkan atau menghilangkan keperluan pembakaran secara manual di boiler untuk memenuhi keperluan disebabkan ketidakstabilan tekanan wap, yang dapat meningkat kecekapan boiler, dan mengurangkan asap hitam/ tebal yang dikeluarkan boiler stack.
  6. Mengurangkan tumpahan buah sawit di kilang dan membantu ke arah persekitaran kilang sawit yang lebih bersih
  7. Membantu dalam reka bentuk dan pembinaan kilang sawit yang kecil dan mudah alih yang memerlukan pelan yang lebih ringkas berbanding kilang konventional.
Teknologi Dandang masih baru iaitu inovasi pengilangan mesra alam dan berupaya mengawal pelepasan asap dan partikel lain bagi mengatasi masalah pencemaran alam. Teknologi baru ini sangat relevan dengan penekanan mengurangkan pelepasan gas rumah hijau bagi menstabilkan kepekatannya di atmosfera dan pada masa sama dapat menangani pemanasan sejagat berikutan kenaikan suhu air laut, kemarau dan ribut taufan.
Teknologi Pembuangan Benda Asing menggunakan proses pemisahan dua peringkat bagi pengasingan benda asing bersama buah lerai daripada tandan kosong. Manakala teknologi Pensterilan Berterusan dan Automasi Keseluruhan Kilang adalah teknologi pengilangan holistik yang membolehkan operasi dijalankan berterusan melalui kawalan komputer dan menggunakan keperluan tenaga kerja yang minimum.
Manakala teknologi rawatan efluen terkini dan lebih sistematik, tidak memerlukan pembinaan kolam mendapan yang luas di kawasan kilang berbanding kaedah rawatan efluen sedia ada.
Kegiatan kitar semula melalui penggunaan bahan biojisim sawit (berasaskan bahan kering) telah berada di tahap 90%. Tahap ini dijangka akan meningkat melalui pelbagai inisiatif yang telah dilaksana untuk menggalakkan usahaniaga pengeluaran tenaga melalui bio-diesel sawit serta program tenaga baru, di samping pengeluaran pulpa dan kertas, serta bahan tambah nilai yang lain
Pengurusan ladang dan pekebun kecil sawit di Malaysia terutama Pahang, Terengganu dan Kelantan diminta memberi kerjasama supaya tidak menuai buah sawit muda dan menjualnya kepada peniaga atau kilang bagi memastikan kilang hanya memproses buah sawit yang bermutu tinggi.
Hasil pengeluaran kelapa sawit bagi negeri Pahang dan Kelantan pada bulan September 2004 menurun berbanding KPM bulan Ogos, iaitu masing-masing daripada 19.57 peratus kepada 19.13 peratus (-0.44%) dan 20.04 peratus kepada 19.60 peratus (-0.36%).
Beberapa buah kilang pemprosesan dikenal pasti membeli dan memproses buah muda dalam jumlah peratusan tinggi iaitu antara 20 hingga 25 peratus. Setiap satu peratus buah muda diproses menyebabkan kejatuhan KPM sebanyak 0.6 peratus.
Minyak solar diperoleh dari minyak bumi, dikenal sebagai bahan bakar motor diesel yang telah biasa digunakan. Sebagai pengganti minyak solar orang sekarang sudah mulai menggunakan biodiesel. Bahan bakar biodiesel berasal dari tumbuhan atau dari haiwan yang direaksikan dengan metanol (proses transesterifikasi) sehingga diperoleh minyak methil ester (ME). Selanjutnya methil ester sering disebut dengan biodiesel atau bahan bakar motor diesel yang berasal dari minyak tumbuhan atau haiwan.
Minyak sawit yang telah direaksikan dengan metanol, dengan perbandingan 30% ME minyak sawit : 70% solar. Minyak sawit yang digunakan adalah minyak sawit yang tidak diproses menjadi minyak masak, karena kualiti yang kurang baik.
Biodiesel sudah banyak digunakan pada motor diesel tanpa modifikasi di Amerika Syarikat. Campuran yang banyak dipakai adalah 20% ME : 80% solar, dan 35% ME : 65% solar. Biodiesel murni (100%) sudah pula digunakan sejak 1994, dengan mesin yang sedikit dimodifikasi atau tanpa modifikasi . Penggunaan 100% ME dapat menurunkan emisi gas asap sampai 50%, tetapi tidak disarankan, kerana dapat merosakkan dan menyumbat saluran bahan bakar seperti paip dan pengedap.
Biodiesel nampaknya akan menjadi tenaga yang mempunyai prospek dan masa depan yang cerah, kerana:
Biodiesel tidak beracun, terbiodegradasi, bebas sulfur dan benzena karsinogenik, dihasilkan dari bahan yang dapat diperbaharui, sumber yang dapat didaur ulang, tidak menambah secara signifikan terdapat pengumpulan gas rumah kaca. Disamping itu hasil penelitian Schumacher dan Spataru menyimpulkan bahawa kenaikan ME dari kedelai dan canola akan mengakibatkan penurunan partikulat, hidrokarbon dan CO, tetapi menaikkan emisi Nox.
Konsumsi bahan bakar spesifik 30% ME hanya sekitar 2% lebih tinggi dibanding dengan solar murni. Demikian pula perbezaan torsi antara solar dan 30% ME hampir-hampir tidak berbeza, sedang perbezaan daya yang dihasilkan hanya sekitar 2%. Menurut kajian, tenaga yang dihasilkan biodiesel lebih rendah, rata-rata 118,000 Btu, dan solar rata-rata 130,500 Btu.
Bilangan setana biodiesel lebih tinggi dibanding dengan solar. Rata-rata biodiesel 53, dan solar 42, sehingga dapat mengurangi detonasi atau knocking pada operasi mesin. Biodiesel cukup menjanjikan sebagai bahan bakar alternatif untuk motor diesel. Kadar asap yang relatif rendah pada putaran yang tinggi (dibawah 4 BSU), NOx yang lebih rendah, dan kandungan O2 yang tinggi dapat mengurangi pembentukan partikulat.

[sunting] Kegunaan

Kelapa sawit dapat dipelbagaikan kegunaannya Jika getah dapat dipelbagaikan kegunaannya menjadi 1500 jenis barangan, begitu juga dengan kelapa sawit.
Antara barangan yang terbaru hasil penyelidikan kelapa sawit telah dapat menghasilkan  :

[sunting] Aiskrim

Antara kegunaan istimewa minyak sawit ialah sebagai bahan asas dalam pengeluaran aiskrim. Walaupun lemak susu adalah bahan paling sesuai digunakan dalam pembuatan aiskrim, minyak sayuran yang diadun istimewa boleh dijadikan bahan alternatif. Penggunaan minyak sawit dan minyak isirung sawit dalam pembuatan aiskrim bukan sahaja menghasilkan aiskrim lembut dan gebu, tetapi tidak mudah rosak.

[sunting] Konfeksi

Pengganti Lemak Koko (CBR) adalah lemak yang digunakan untuk menggantikan secara separa atau keseluruhan penggunaan lemak koko dalam pembuatan produk coklat dan konfeksi. Melalui proses pemisahan, minyak sawit dan minyak isirung sawit boleh digunakan untuk menghasilkan CBR. Produk coklat dan konfeksi yang diperbuat menggunakan CBR berasaskan minyak sawit mempunyai rasa hampir menyamai produk yang diperbuat menggunakan lemak koko. Ini kerana bahan berasaskan minyak sawit menghasilkan produk dengan permukaan berkilat, dapat bertahan lebih lama dan mudah cair apabila dimasukkan ke dalam mulut.

[sunting] Krimer

Adunan minyak sawit dan minyak isirung sawit, serta lain minyak digunakan secara meluas untuk menggantikan lemak susu dalam penyediaan krimer kopi bukan berasaskan tenusu. Krimer sawit menggantikan penggunaan krimer tenusu dalam penyediaan minuman kopi, serta ia tahan lebih lama dan lebih mudah digunakan.
Minyak sawit dan minyak isirung sawit sangat sesuai digunakan untuk menghasilkan bahan krimer kerana ia tidak mudah mengalami oksidan, satu ciri yang mampu mengelakkan rasa tidak enak apabila kopi diminum. Secawan kopi yang menggunakan krimer berasaskan sawit lebih enak, berperisa dan memuaskan cita rasa peminumnya.

[sunting] Serbuk santan

Santan adalah bahan penting digunakan kebanyakan rakyat Malaysia untuk menghasilkan lauk-pauk dan kuih-muih tradisional atau moden. Minyak sawit yang diadun dan diproses menggunakan teknik sembur kering dapat menghasilkan bahan pengganti untuk serbuk santan kelapa. Serbuk santan berasaskan minyak sawit menyerupai santan kelapa komersil dari segi warna, bau, rupa dan rasanya.
Serbuk santan berasaskan sawit juga memiliki nilai pemakanan yang baik kerana ia mengandungi kandungan lemak tepu yang rendah. Ia tahan lebih lama (tidak tengik) daripada tengik kerana mempunyai anti oksidan semulajadi seperti tokopherol dan tokotrienol.
Ia juga tidak mudah basi walaupun ditinggalkan dalam suhu bilik. Pada suhu 15ÂșC pula, ia dapat bertahan untuk tempoh sekurang-kurangnya selama tiga bulan.

[sunting] Sosej dan burger

Lelemak sawit juga boleh digunakan sebagai lelemak istimewa bagi menggantikan lemak haiwan dalam pembuatan makanan berasaskan daging seperti sosej, burger, bebola daging dan ayam, serta nugget. Diperbuat 100% daripada lelemak sawit, ia dirumus khusus sebagai pengganti lemak mentah lembu, ayam dan kulit ayam.
Keluaran berasaskan sawit ini tidak menimbulkan rasa kurang enak makanan, malah menambah lagi keenakan sosej dan burger dihasilkan. Tanpa kolesterol dan mikrob makanan perosak, ia adalah makanan bersih dan halal untuk dinikmati.
Mungkin anda tidak menyangka bahawa 80% daripada minyak sawit yang dihasilkan di Malaysia digunakan sebagai bahan makanan. Bagaimana dengan sejumlah 20% lagi? Selebihnya adalah untuk kegunaan dalam pembuatan produk bukan makanan yang akan dibincangkan minggu hadapan

[sunting] Cabaran globalisasi

Pada tahun 2000 hingga 2050, industri sawit perlu memberi perhatian dan menanganinya dengan bijak ke atas lima faktor luaran bagi memastikan industri berupaya bersaing dengan pengeluar minyak sayuran dan lelemak lain dunia.
Penduduk dunia meningkat kepada 9 bilion pada tahun 2050. Permintaan ke atas minyak sawit akan meningkat sedangkan kawasan tanaman berkurangan. Tindakan proaktif yang perlu diambil ialah :
  • inovasi dan teknologi baru
  • meningkatkan pengurusan ladang
  • penggunaan bahan tanaman bermutu tinggi
  • pembajaan berjadual
  • menangani penyakit pokok
  • kejenteraan ladang perlu diguna pakai
  • Kemajuan dalam bidang internet dan e-komersil
Kemajuan dalam bidang internet dan e-komersil membolehkan pengilang dan peniaga mengurangkan kos pengeluaran. teknologi baru yang inovatif seperti teknologi Pensterilan Berterusan Buah Tandan Segar, Automasi Keseluruhan Kilang, Pemprosesan Tandan Kosong, Teknologi Pembuangan Benda Asing dan Rawatan Efluen bagi kilang pemprosesan buah sawit berjaya meningkatkan kecekapan pengilangan dan mengurangkan penggunaan pekerja sebanyak 50 peratus. Inovasi dan teknologi baru seperti ini akan di galakkan pemakaiannya kepada semua kilang pemprosesan buah sawit di seluruh negara.
Paten ke atas harta intelek atau produk hasil dari penyelidikan akan di tangani dengan sebaik mungkin bagi melindungi hak-hak penyelidik tempatan daripada diekploitasi pihak lain.
Produk farmaseutikal dan nutraseutikal hasil pemerosesan dan penemuan baru daripada produk minyak sawit dijangka mempunyai peluang dan nilai pasaran besar di dalam atau pun di luar negara. Ia memerlukan pendaftaran paten bagi harta intelek ini untuk melindungi hasil penemuan dan hak penyelidik tempatan daripada diekploitasi pihak berkepentingan.
Produk industri hiliran sawit yang mempunyai nilai tambah akan diproses dalam negeri dan dieksport bagi mendapatkan pulangan yang lebih tinggi.
Dahulu, Malaysia mengeksport minyak mentah sawit ke luar negara dan pemprosesan produk industri hiliran bagi nilai tambah di lakukan di negara pengimport. Kini, dasar kerajaan telah membolehkan syarikat multinasional membeli dan mengambil alih syarikat luar negara berkenaan. Ini adalah strategi yang dilaksanakan bagi membawa pulang teknologi memproses produk hiliran ke dalam negara supaya dapat melindungi kepentingan produk berkenaan sebagai cara memperkukuhkan lagi industri sawit negara tersebut.
Kerjasama dan titik persefahaman dalam perdagangan yang membabitkan minyak sawit antara negara mestilah ada. Jurang perbezaan dan persefahaman adalah terlalu besar. Punca utamanya adalah untuk melindungi kepentingan perdagangan terutamanya, minyak sayuran dan lelemak keluaran negara masing-masing yang bersaing dengan minyak sawit di pasaran dunia.

[sunting] Saingan

Malaysia perlu mematuhi keputusan Mekanisasi Pembangunan Bersih (CDM), satu prosedur ditetapkan mengikut Konvensyen Rangka kerja Perubahan Iklim (UNFCCC), bertujuan menstabilkan kepekatan gas rumah hijau (GHG) di atmosfera.
Industri sawit Malaysia perlu mengambil kira penebasan hutan, pencemaran alam sekitar, hak asasi manusia dan perubahan iklim. Industri juga perlu membuat penyesuaian ke atas struktur dan sistem teknologi yang diguna pakai selari dengan keputusan UNFCCC dan pada masa sama, memastikan penghasilan produktiviti keluaran sawit terus dapat dipertingkatkan.
Persaingan minyak sawit dengan minyak sayuran dan lelemak lain dunia akan berterusan pada masa depan. Bagi mempertahankan Malaysia terus unggul sebagai pengeluar minyak sawit terbesar dunia. Langkah-langkah yang perlu diambil ialah :
  1. Inovasi dan teknologi pengeluaran produk makanan dari minyak sawit
  2. Biomas dari buangan sawit
  3. Biofuel dari minyak sawit
  4. Meningkatkan produktiviti minyak sawit.
Tindakan ini selaras dengan :
  1. Dasar memenuhi permintaan makanan dunia
  2. Mengelakkan kemusnahan hutan
  3. Mengelakkan kemusnahan habitat haiwan
  4. Mesra alam.
  5. selaras dengan keputusan UNFCCC untuk menangani pemanasan sejagat melalui pengurangan pelepasan GHG ke atmosfera yang menyebabkan kenaikan suhu air laut, kemarau dan juga ribut taufan.
Minyak sawit akan menjadi minyak sayuran dan lelemak utama dunia. Oleh itu industri sawit perlu bersedia mengadaptasikan pendekatan pengurusan yang dapat mempertahankan kedudukan industri dari pesaing minyak sayuran dan lelemak lain dunia.
90% pengeluaran minyak sawit negara di eksport ke 140 buah negara seluruh dunia, selain menyumbang kepada 60% minyak sayuran dan lelemak yang di perdagangkan di pasaran dunia. Tidak mustahil minyak sawit akan di eksport dan digunakan semua penduduk 202 negara seluruh dunia pada masa akan datang.
Pada tahun 2003, keluasan hektar tanaman kacang soya, biji sesawi dan bunga matahari seluruh dunia masing-masing berjumlah 88.4 juta hektar (61%), 25.2 juta hektar (17.4%) dan 22.6 juta hektar (15.6%) jauh lebih besar berbanding keluasan tanaman sawit yang hanya berjumlah 8.5 juta hektar (5.9%).
Namun, dari segi penghasilan, minyak kacang soya berjumlah 31.4 juta tan atau 38.5%, hanya berbeza 3.3% dengan keluaran minyak sawit berjumlah 28.7 juta tan atau 35.2%. Manakala pengeluaran minyak biji sesawi dan bunga matahari hanya masing-masing 12.5 juta tan atau 15.3% dan 9 juta tan atau 11%.
Senario ini memberikan kelebihan kepada minyak sawit, malah lebih strategik sekiranya negara pengeluar minyak lain mengimport minyak sawit dari Malaysia dan tanaman berkenaan ditukar kepada tanaman makanan lain atau menanam hutan yang boleh memulihkan keadaan alam sekitar serta dapat mengurangkan pelepasan GHG yang membahayakan atmosfera.
Malaysia berjaya merekacipta inovasi dan menghasilkan penemuan produk baru dari keluaran sawit seperti produk oleokimia, nutraseutikal, farmaseutikal, kosmetik, detergen, kelengkapan pendandanan, minyak masak, majerin, produk makanan dan lain -lain.
Produk-produk ini bukan sahaja bermutu tinggi, malah lebih baik dan setanding produk lain yang ada di pasaran. Pulangan dari produk ini membantu sektor pertanian negara berkembang dan menjadi punca pendapatan utama kepada negara.
Pada tahun 2003, kadar pertumbuhan sektor kelapa sawit mencapai 5.2% GDP berbanding unjuran awal 4.5% dan telah menyumbang sejumlah RM26.3 bilion kepada pendapatan negara hasil perolehan eksport.
Pada tahun 1980an, Kesatuan Kacang Soya Amerika mendakwa :
  1. Kononnya minyak sawit tidak sesuai dimakan manusia, kerana menyebabkan penyakit kanser.
Sebenarnya minyak sawit mengatasi minyak saingannya kerana pengeluarannya bebas daripada organisma yang dipinda secara genetik (GMO), sementara lemak yang dihasilkan adalah bebas trans, dan dengan itu adalah pilihan yang lebih sihat bagi pengguna. oleh kerana itu mereka tidak lagi dapat membuat tuduhan bertentangan dengan kegunaan kelapa sawit yang pelbagai, lantaran itu mereka membuat tuduhan baru yang kononnya menurut mereka:
  1. Mereka mendakwa penebangan hutan bagi tanaman sawit mencabul hak asasi
  2. Memusnahkan habitat orang utan
Cubaan mereka gagal bagi menyekat pengimportan minyak sawit dari Malaysia dan Indonesia dan bagi menyemarakkan lagi sekatan mereka Amerika Syarikat telah cuba meletakkan ‘food safety standards and traceability’ ke atas minyak sawit yang diimport dari negara Malaysia dan Indonesia.

[sunting] Pencemaran alam sekitar

[sunting] Tanaman sawit mesra alam sekitar

World Wildlife Foundation (WWF) melaporkan habitat bagi hidupan spesies di dunia sedang diancam aktiviti pertanian. Contohnya, kelapa sawit adalah ancaman terbesar yang membahayakan hidupan mamalia. Populasi gajah Asia, badak sumbu Sumatera, Orang Utan dan harimau semakin pupus berikutan tanaman kelapa sawit merampas habitat mereka.
Menurut WWF, pertanian adalah industri utama di dunia yang mengancam alam sekitar. Ia menyumbang kepada 1.3 bilion orang dan menghasilkan antara RM5 trilion nilai barangan setiap tahun, tetapi ia juga menyumbangkan kepada masalah alam sekitar, sosial dan ekonomi. Isu-isu ini dibincangkan di dalam buku WWF, ‘World Agriculture and The Enviroment’ oleh Dr Jason Clay, Timbalan Presiden di Pusat Inovasi Pemuliharaan WWF Amerika Syarikat.
Pertanian menggunakan lebih dari 50 peratus kawasan habitat di bumi ini termasuk tanah yang tidak sesuai untuk pertanian. Kawasan hutan seluas lebih empat kali saiz negara Switzerland dimusnahkan setiap tahun untuk tujuan pertanian. Punca air digunakan hampir atau melebihi had terutama di Semenanjung Arab, Amerika Syarikat, China dan India. Kesannya ke atas suhu dunia berkemungkinan mengganggu sumber bekalan air dunia.
Pertanian mempunyai impak yang besar ke alam sekitar berbanding dengan aktiviti manusia yang lain. Hari ini ia mengancam sistem utama yang kita perlu mendapatkan keperluan makanan dan pakaian.
Jenis amalan pertanian yang berbentuk baru dapat menghasilkan keperluan makanan untuk populasi yang semakin meningkat dan masih boleh menampung keperluan lain-lain hidupan di bumi ini.
Pemberian subsidi oleh kerajaan akan menggalakkan amalan pertanian yang menggunakan bahan kimia dan jentera berat yang menjejas alam sekitar. Contohnya di England, 77 peratus populasi burung menghadapi kepupusan dalam tempoh 30 tahun lalu.
Negara seperti China, Jepun, Amerika Syarikat dan Kesatuan Eropah mengubah penyaluran pemberian subsidi dan halangan pasaran yang hanya akan menggalakkan persaingan yang tidak sihat kepada amalan pengurusan yang lebih baik.
WWF dan Bank Dunia sedang mengkaji insentif kewangan bagi menggalakkan petani dan pelabur mengamalkan pengurusan yang lebih baik seperti menggalakkan pelabelan produk yang dihasilkan sebagai barangan yang mesra alam dan menawarkan pengurangan dalam risiko kewangan

[sunting] Pembakaran sifar

Perladangan kelapa sawit di Malaysia mengamalkan kaedah pembakaran sifar dalam pembukaan dan penanaman semula pokok kelapa sawit.[2]

[sunting] Pencemaran alam sekitar oleh kilang sawit

Dalam tahun 2002, sejumlah 68 buah kilang memproses kelapa sawit mentah telah dilesenkan di bawah Seksyen 18(1), Akta Kualiti Alam Sekeliling, 1974. Daripada 68 buah kilang kelapa sawit di Johor , sebanyak 34 premis telah diberikan lesen untuk melepaskan air buangan ke alurair dan 34 untuk pelupusan ke atas tanah.
Sebagai insentif bagi kilang-kilang yang telah menunjukkan prestasi yang baik pada tahun-tahun lepas, Jabatan Alam Sekitar telah memberi tempoh lesen 2 tahun kepada 10 buah kilang. Antara premis yang layak mendapat insentif tersebut adalah seperti berikut:
Fail:Kilang sawit united plantation.jpg
Kilang kelapa sawit di Teluk Intan ini merupakan kilang terbesar di Malaysia.
Lesen 2 tahun (2002-2004)
  • Kilang Kelapa Sawit Air Item, Kluang
  • Kilang Kelapa Sawit CEP Rengam, Kluang
  • Kilang Kelapa Sawit Chan Wing, Kluang
  • Kilang Kelapa Sawit Coronation, Kota Tinggi
  • Kilang Kelapa Sawit FELDA Adela, Kota Tinggi
  • Kilang Kelapa Sawit FELDA Simpang Wa Ha, Kota Tinggi
  • Kilang Kelapa Sawit Nordanal, Muar
  • Kilang Kelapa Sawiit Sedenak, Kulai
  • Kilang Kelapa Sawit Tai Tak, Kota Tinggi
  • Kilang Kelapa Sawit Ulu Remis, Kluang
Tahun 2002, 41 buah (59%) premis kilang kelapa sawit berjaya mematuhi Peraturan-Peraturan Kualiti Alam Sekeliling (Premis Yang Ditetapkan) (Minyak Kelapa Sawit Mentah) 1977. Dalam tahun 2002, sebanyak 16 arahan, 28 Notis dan 3 kompaun telah dikeluarkan kerana kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Seluruh dunia sedang memerhatikan kepatuhan pihak industri kepada standard alam sekitar. Untung sekali, penanaman sawit memang sedia bersifat mesra alam. R&D cara mengatasi pencemaran sawit menunjukkan :
  1. Tanaman sawit Malaysia mengetengahkan kecekapan tenaga dan produktiviti tinggi minyak sawit berbanding lain-lain tanaman minyak makan lain dari segi nilai ‘input-output’
  2. Dari segi perbandingan fisiologi antara pokok sawit dan kawasan hutan menunjukkan bahawa pokok sawit memainkan peranan penting dalam membaikpulih kawasan pembalakan, serta dapat memenuhi pelbagai fungsi kawasan hutan.
  3. Undang-Undang dan Pengkuatkuasaan
Malaysia tidak kekurangan peraturan yang mengawal selia industri minyak sawitnya.Kepatuhan dan penguat kuasaan peraturan terutamanya Akta Kualiti Alam Sekitar 1974
  1. Akta Racun Perosak 1974 dan Arahan Penilaian Kesan Alam Sekitar (EIA) 1987 menghasilkan sebuah industri yang telah menepati banyak peraturan dalam usaha meminimumkan pencemaran, atau menghindari bencana, kepada alam sekitar.
  2. Ciri pokok sawit itu sendiri yang bersifat kekal, boleh dikatakan secara semula jadi sangat sesuai untuk amalan pengurusan yang menggalakkan pertanian berkekalan.
  3. Pengurusan alam sekitar yang efektif.
  4. Penggunaan bahan buangan atau bahan sampingan, seperti tandan kosong (EFB)
  5. Efluen kilang sawit yang dirawat (POME) sebagai baja organik, adalah amalan industri ini.
  6. Teknologi buangan sifar, di mana EFB dan POME digabungkan dalam pengeluaran kompos bernilai.
  7. Teknik pembakaran sifar semasa penyediaan ladang untuk ditanam semula.
  8. Amalan pemulihan tanah merangkumi penyediaan jalan, membina teres dan pembinaan lubang dan ‘bunds’ tanah, penanaman tanaman kacang penutup bumi dan pengurusan perosak bersepadu.
Pengalaman Malaysia mengawal efluen dalam industri sawit telah menunjukkan bahawa satu polisi alam sekitar yang baik sangat berkesan untuk mengawal pencemaran perindustrian di negara membangun.
Usaha kerajaan Malaysia untuk mengurangkan efluen dari kilang buah dan kilang penapis sawit telah dilaksana melalui satu sistem pelesenan merangkumi standard dan fee efluen. Standard efluen yang sentiasa diperketatkan telah diperkenalkan dalam peraturan kualiti alam sekitar dan dilaksana secara berperingkat.
Kilang buah sawit dikehendaki mengurangkan kadar pembuangan air kumbahan (dengan menggunapakai konsentrasi ‘Biological Oxygen Demand’ (BOD) sebagai pengukur utama) dari 25,000 mg/l efluen tidak dirawat kepada 5,000 mg/l dalam tahun 1978/79 dan 500 mg/l menjelang tahun 1981, dan akhirnya turun kepada 100 mg/l daripada tahun 1984 dan tahun seterusnya.
Di samping standard ini, fe efluen dikenakan ke atas kandungan BOD yang dikeluarkan.Industri minyak sawit telah mengalami progres berterusan ke arah mencapai sasaran BOD 100 mg/l.
Dalam sektor pemprosesan sawit, di mana keprihatinan utama alam sekitar seperti penghasilan efluen dan pengeluaran asap menjadi fokus, kini terdapat pertukaran paradigma dalam cara untuk menghadapi isu ini.
Seandainya dulu, pendekatan ‘end-of-the pipe’ digunakan untuk memastikan pematuhan kepada peraturan alam sekitar, kini ia bertukar kepada pengurusan ‘in-the-pipe’. Terkini, sembilan buah kilang buah sawit di Malaysia telah melaksanakan ISO 14001 Sistem Pengurusan Alam Sekitar.

[sunting] Anugerah yang diterima

Pelbagai anugerah telah diterima oleh penyelidik MPOB. Senarai anugerah yang diterima ialah :
  1. Rekacipta teknologi yang memenangi pingat emas bertajuk “Palm based additives to improve lubricity of ultra low sulfur diesel” oleh Dr. Choo Yuen May
  2. " An innovative natural polyol for 2K PU coatings” oleh Kumpulan Dr Hazimah Abu Hassan, Hoong Seng Soi, Mohd Norhisham Sattar dan Tuan Noor Maznee Tuan Ismail
  3. “ Cream Alternative from palm oil based fats” oleh Wan Rosnani Awang Isa.
  4. “Development of oil palm harvesting machine” oleh Abd Rahim Shuib
  5. “Hand-held Mechanical Cutter” oleh Abd Razak Jelani
  6. “A trap for auto dissemination of microbial pathogens for control of palm rhinoceros” oleh Ramlee Moslim
  7. “Food grade grease” oleh Dr Yeong Shoot Kian
  8. Rekacipta “Sprayable Cooking Oil” oleh Dr Muhammad Nor Omar.
  9. Dr Mohd Hanif Harun melalui rekacipta “Root auger for peat area”
  10. Dr Zahariah Ismail “The use of dihydroxystearic acid (DHSA) as coating material in color cosmetic and gelling properties in deodorant stick applications”
  11. Dr Nor Aini Idris “Production and utilization of palm based mayonnaise”
  12. Pn Rosnah Mat Som dengan teknologi “Carboxymethylce llulose from Oil Palm biomass”.

[sunting] Anugerah pekebun kelapa sawit terbaik

Hasil purata sebanyak 31.24 tan metrik/hektar bagi tahun 2003, Basiran Usop yang mengusahakan kebun sawit seluas 4.4 hektar telah diiktiraf sebagai Pekebun Kecil Sawit Terbaik Anugerah Industri Sawit Malaysia 2003 peringkat Semenanjung.
Beliau turut mengamalkan integrasi ladang dengan menternak 150 ekor lembu dan mengusahakan tanaman kontan lain seperti ubi kayu, keledek dan sayur-sayuran.

[sunting] Anugerah kilang sawit terbaik

Kilang Sawit RISDA Ulu Keratong, Pahang telah mencipta satu mesin yang dipanggil uncracked nut separator bagi mengatasi masalah kekotoran isirong dalam pengeluaran isirong kelapa sawit yang telah diproses.
Melalui mesin ini, isirong yang tidak dapat dipecah akan ditapis dan diasingkan bersama dengan kekotoran lain dan dikeluarkan melalui penghantar. Pengasingan isirong yang tidak dapat dipecah ini dapat dijalankan kerana mesin ini mengandungi rod-rod yang mempunyai jarak-jarak tertentu.
Kadar kekotoran dapat dikawal pada had yang lebih rendah iaitu enam peratus berbanding lapan peratus sebelum ini.
Melalui penggunaan mesin ini, tuntutan penalti ke atas isirong yang kadar kekotorannya melebihi enam peratus telah dapat diturunkan kepada RM22,586 pada tahun 1998 berbanding RM139,813 pada tahun 1994.
Masa bagi mengasing dan mengitar semula isirong yang ditolak juga dapat dijimatkan kerana kandungan kotoran telah berkurangan.

[sunting] Kilang sawit contoh

Kilang Sawit POMTEC yang pertama didirikan di negara Malaysia ini menggunakan teknologi dan inovasi pengilangan moden telah dirasmikan oleh Menteri Besar Negeri Sembilan, Datuk Seri Utama Mohamad Hasan pada 30 November 2005 di Labu, Negeri Sembilan.
Kilang sawit POMTEC dibina pada tahun 2000 membabitkan kos RM23 juta dengan kapasiti pengilangan 20 tan sejam.
Ia adalah hasil usaha sama MPOB dan Kumpulan Guthrie Berhad untuk tujuan menjalankan penyelidikan dalam aspek pengilangan dan pemprosesan buah sawit secara menyeluruh.
Kumpulan Guthrie Berhad bertanggungjawab menguruskan operasi pengilangan harian, manakala MPOB menumpukan aspek penyelidikan pengilangan buah sawit selain berkongsi kepakaran pembinaan model baru kilang dan lain-lain yang berkaitan.
POMTEC dilengkapi teknologi dan inovasi pengilangan moden yang berbeza dengan operasi kilang konvensional. Teknologi moden yang diperkenalkan meliputi Teknologi Pembuangan Benda Asing (Trash Removal), Pensterilan Berterusan (Continuous Sterilization), Automasi Keseluruhan Kilang (Plant-Wide Automation) dan Teknologi Dandang Baru (New Boiler Technology).
POMTEC juga adalah kilang sawit integrasi yang menempatkan dua loji rintis, iaitu Loji Rintis Fenolik dan Loji Rintis Pemprosesan Tandan Kosong bagi pengeluaran produk berasaskan sawit yang bernilai tinggi.
Sehingga kini, lapan kilang sawit sudah menggunapakai teknologi pensterilan berterusan, manakala 11 kilang baru dalam proses pembinaan.
Ciri reka bentuk baru POMTEC yang berkonsepkan integrasi dengan Loji Rintis Fenolik dan Loji Rintis Pemprosesan Tandan Kosong bagi pengeluaran produk berasaskan sawit di bawah satu bumbung, sementara produk produk yang dihasilkan mempunyai nilai yang tinggi di pasaran.
Loji Rintis Fenolik dibina dengan kos RM4.9 juta, memproses bahan buangan larut air kilang sawit dengan menghasilkan produk anti-oksida. Antara produk di hasilkan ialah flavonoids, polyphenols dan asid phenolic.
Loji Pemprosesan Tandan Kosong pula berfungsi memproses dan mendapatkan semula baki minyak yang ada pada tandan kosong. Proses ini akan meningkatkan kadar perolehan minyak dalam setiap pemprosesan buah sawit. Bahan serat tandan kosong yang di hasilkan akan digunakan sebagai bahan asas pembuatan papan gentian dan papan partikel bagi pembuatan perabot. Dalam operasi kilang konvensional, tandan kosong sawit digunakan sebagai sungkupan di ladang atau bahan api dandang untuk penghasilan tenaga kilang

[sunting] Kesimpulan

Industri minyak sawit adalah satu cerita kejayaan Malaysia. Transformasi ekonomi Malaysia daripada negara pengeluar komoditi utama berasaskan pertanian kepada negara pengeluar moden bagi barangan makanan tambah nilai, adalah selaras dengan polisi penswastaan Malaysia dan juga adalah asas kepada polisi pembangunan kerajaan seperti yang termaktub dalam Visi 2020.
Dengan mengguna pakai biji benih daripada negara luar dan memperbaiki kaedah penanamannya agar bersesuaian dengan keadaan tempatan, Malaysia kini memiliki sebuah industri bertaraf dunia.
Ia adalah hasil visi dan perjuangan ramai pengusaha, baik pada peringkat kerajaan mahupun sektor swasta, yang mempeloporinya dengan polisi strategik termasuk mengadakan dan melaksanakan polisi pengurusan alam sekitar.
Seperti yang ditonjolkan oleh pihak industri hari ini, ia telah berkembang mengikut masa untuk menjadi lebih secocok dengan alam sekitar. Tanpa sangsi, pihak industri memang memiliki praktik pengurusan yang terbaik bagi menggalakkan pertanian yang berkekalan.
Sebalik semuanya ini, yang nyata industri minyak sawit di Malaysia masih belum berpuas hati dengan rekod pengurusan alam sekitar sedia ada yang menitikberatkan sistem pengurusan kumbahan secara agronomik dan ‘di hujung paip’.
Pihak industri bertekad untuk berubah, serta komited bagi memasuki satu era pengurusan alam sekitar yang baru.Ia tampak lebih nyata dalam keadaan agenda dunia yang lebih meluas ke arah pembangunan berkekalan.
Dengan 90 peratus daripada hasil minyak sawit Malaysia diurusniagakan di pasaran antarabangsa, pertimbangan ke atas tiga perkara utama merangkumi ekonomi, sosial dan alam sekitar, menyerlahkan polisi pihak industri yang menyokong pengeluaran serta pengagihan berterusan, secara ekonomi dan mesra alam, bekalan makan yang selamat dan mudah diperoleh kepada penduduk dunia yang semakin bertambah.

[sunting] Lihat juga

[sunting] Rujukan